?MENANGANI TUMOR TULANG DAN TUMOR JARINGAN LUNAK?

 

Tumor tulang dan tumor jaringan lunak awalnya berupa benjolan di permukaan tubuh yang ditemukan setelah jatuh (20%), walaupun tidak ada hubungannya dengan jatuh, atau teraba secara tak disengaja . Sebagian besar tumor ini tidak berbahaya. Tapi kurang dari 1%  adalah tumor tulang dan jaringan lunak yang ganas. Bila terlambat, terapinya amputasi, bahkan bisa berakhir fatal.

4 Faktor keberhasilan terapi:?

  1. Diperiksa dini
  2. Didiagnosis teliti
  3. Diterapi terkini
  4. Diawasi cermat

Yang tidak boleh ditunda adalah ketika menemukan tumor dengan indikasi ganas, sbb.? :

  1. Besar (lebih dari 5cm) atau membesar cepat dalam beberapa  minggu sampai 2-3 bulan.
  2. Melekat pada dasarnya. (Tidak dapat digerakkan terhadap dasar.)
  3. Nyeri.
  4. Muncul kembali setelah dioperasi.
  5. Penurunan berat badan drastis

Sebaiknya tumor-tumor ini tidak ditangani secara individual. Standar Internasional, penanganan tumor tulang dan jaringan lunak dikelola oleh satu Tim atau Unit khusus, yang berintikan dokter spesialis Ortopedi, Radiogi dan Patologi. Disuport oleh dokter spesialis Radioterapi, Onkologi Medis, dan spesialis lain. Bersama para perawat, serta para teknisi medis.

Pastikan Anda segera memeriksakan diri ke dokter Anda. Dan JANGAN DIPIJAT. Dan bila ada potensi ganas, silakan menghubungi Rumah Sakit terdekat yang memiliki Tim tumor Muskuloskeletal.

 

Dr. Paulus Rahardjo,
Dokter Spesialis Radiologi Konsultan Muskuloskeletal.
Pendiri dan Anggota Perkumpulan Tumor Muskuloskeletal Indonesia.
Anggota Tim Patologi Muskuloskeletal RSUD DR SOETOMO/ FK UNAIR

MERAWAT SENDI LUTUT DAN PANGGUL

 

Usia akan berakibat rusaknya sendi penyangga tubuh, utamanya, lutut dan panggul. Bila tulang rawan pelapis sendi rusak, tidak banyak upaya kesehatan yang dapat mengembalikannya. Sebelum itu terjadi, marilah kita merawatnya. Caranya?

  1. Latihan fisik dan olahraga. Karena kekuatan otot, menstabilkan sendi. Sendi yang stabil melindungi tulang rawannya.
  2. Jaga berat badan. Ketika berjalan lutut menanggung 3x BB kita. Turun tangga, 4x. Lari, 7x. Penurunan BB 1 kg mengurangi beban “3 kg” pada lutut.
  3. Pilih latihan fisik yang aman. Makin berumur, kita menghindari latihan “high-impact” (lari, basket, tenis, bulutangkis, dll.). Dan mengalihkannya ke yang lebih aman (berenang, bersepeda, yoga dan pilates)
  4. Hindari olahraga atau aktifitas yang lebih sering membuat cedera. Pengalaman Sport Clinic, yang sering adalah futsal yang dilakukan secara insidental tanpa kondisi otot yang memadai untuk olahraga “high impact” dan penuh “tackle” ini. Penggunaan “pengaman” seperti “knee-decker” tidak dapat mencegah terjadinya cedera, bahkan penggunaan yang berlebihan berakibat melemahmya otot. Turun tangga dengan berlari, kecuali terjadi kebakaran, sebaiknya dihindari.
  5. Bila cedera, beristirahatlah, jangan terus bermain, kompres es, bebat tekan dan posisikan lutut lebih tinggi dari badan sewaktu berbaring.

 

Dr. Paulus Rahardjo
(Humas Sport Clinic RSUD Dr. Soetomo, Radiologist di beberapa Unit Radiologi di Surabaya)

MENABUNG TULANG MENGHEMAT UANG: MELAWAN OSTEOPOROSIS

 

Osteoporosis adalah masalah kesehatan masyarakat yang belum disadari secara luas. Bahkan pengidap osteoporosis yang postur tubuhnya memendek dan bungkuk, dianggap sesuatu yang wajar untuk lanjut usia.

Osteoporosis adalah kondisi kepadatan tulang yang menurun, keropos dan rentan patah. Karena tidak memiliki gejala khusus, maka osteoporosis umumnya baru disadari ketika terjadi patah tulang. Yang sering adalah di pergelangan tangan, tulang paha atas dan tulang belakang.

 

Osteoporosis dan Dampak Finansialnya

Di Indonesia, 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Angka ini 4 kali lebih besar dibandingkan dengan risiko pada pria. Yang memprihatinkan adalah jumlah osteoporosis di Indonesia lebih besar 8-10 persen bila dibandingkan jumlah yang terjadi di Amerika Serikat (Tirtarahardja, 2006).

Mari berhitung biaya. Perkiraan jumlah perempuan yang menopause di Indonesia tahun 2015 adalah 25 juta, 5,7 juta diantaranya adalah pengidap osteoporosis. Ini adalah jumlah yang fantastis. Pada 2020 diperkirakan kasus fraktur osteoporosis di Indonesia akan mencapai 426.300. Bisa dihitung beban pembiayaannya bila saat ini rata-rata biaya yang dibutuhkan untuk 1 pasien fraktur osteoporosis antara 80 hingga 100 juta rupiah.

Patah tulang paha atas akibat osteoporosis berdampak serius terhadap kesehatan dan kualitas hidup individu. Pasien membutuhkan hari perawatan rumah sakit yang lebih panjang daripada penyakit lain untuk perempuan di atas 45 tahun. Sepuluh sampai 20 persennya membutuhkan asuhan orang lain dalam proses penyembuhan yang panjang. Sepertiga dari mereka tidak akan pernah lagi bisa hidup mandiri. Hampir seperlima dari mereka akan meninggal dalam kurun waktu satu tahun setelah kejadian. Angka-angka ini adalah angka-angka kesakitan yang serius.

Yang biasanya luput dari hitungan adalah pembiayaan tidak langsung. Ketergantungan pada orang lain, risiko kehilangan pekerjaan, salah satu anggota keluarga terpaksa menyediakan waktu dan tenaga merawat anggota keluarga yang mengalami patah tulang osteoporosis. Atau harus menggaji tenaga orang lain. Dan biaya-biaya ekstra ini harus dikeluarkan untuk jangka waktu yang lama.

 

Menabung Tulang dan Mencegah Jatuh

Berita baiknya adalah osteoporosis dan patah tulang dapat dicegah. Alih-alih menyiapkan dana yang besar untuk mengobati osteoporosis dan komplikasinya, lebih tepat mengurangi angka kejadian osteoporosis. Caranya dua hal: “menabung” tulang dan mencegah jatuh.

Tulang kita bertumbuh dengan cepat sampai usia 16-18 tahun, lalu melambat kemudian berhenti pada puncaknya. Untuk orang Indonesia puncak itu berkisar di umur 20-39 tahun. Kemudian masa tulang menurun secara perlahan dengan bertambahnya usia, dan menurun cepat setelah menopause. Semakin tinggi puncak masa tulang kita, semakin kecil kemungkinan menderita osteoporosis.

Cara terbaik menabung tulang adalah dengan latihan fisik teratur. Dengan latihan fisik tulang kita akan menjadi lebih padat. Mari sadari bahwa kita kurang beraktifitas fisik. Penelitian The Stanford University menempatkan penduduk Hongkong sebagai penduduk yang paling aktif secara fisik dengan rata-rata 6880 langkah sehari. Sedangkan Indonesia di peringkat paling bawah di urutan ke 53 dengan angka 3513 langkah. Pasti ini menambah angka osteoporosis kita.

Selain latihan fisik, tulang akan lebih padat dengan menerapkan pola makan yang kaya vitamin D dan kalsium. Kurangi merokok dan minuman beralkohol. Berhati-hati dalam pemakaian obat-obatan jangka panjang - seperti kortikosteroid, yang menurunkan kekuatan tulang atau kadar hormon.

Mencegah jatuh untuk mencegah patah tulang. Latihan fisik dan olahraga teratur meningkatkan performa fisik dan keseimbangan tubuh, sekaligus mencegah jatuh. Pengidap yang lanjut usia disarankan untuk menjalani pemeriksaan penglihatan dan pendengaran secara teratur. Ciptakan rumah dan lingkungan aman dengan memindahkan perabot yang berpotensi menyebabkan jatuh. Bila risiko jatuh dikurangi, maka kemungkinan fraktur pun akan berkurang.

Upaya mencegah osteoporosis: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Tinggal ditambahkan, kebiasaan minum susu sebagai sumber kalsium. Dan untuk mendukung upaya pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai upaya deteksi dini osteoporosis, perlu disediakan alat DXA. DXA mendiagnosis osteoporosis dengan cepat tanpa rasa sakit.

Mari menabung tulang dan menghemat uang melalui pola hidup yang sehat.

 

Dr. Paulus Rahardjo
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Muskuloskeletal Indonesia
Certified Clinical Densitometrist dari International Society of Clinical Densitometrist
Staf Dept. Radiologi FK UNAIR/ RSUD Dr. Soetomo
Anggota Perhimpunan Osteoporosis Indonesia

Member Login

Artikel Terbaru

00745543
Hari ini
Kemarin
Minggu ini
Minggu lalu
Bulan ini
Bulan lalu
Semua Hari
82
487
1145
741313
2920
16222
745543

IP anda: 98.84.18.52
2024-10-08 08:45
© 2017 perami.org. All Rights Reserved.